
Ada akhiran -eun dalam bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia tidak ada. Di antara arti akhiran tersebut ada yang menyatakan penyakit atau keadaan fisik sesorang. Misalnya : jengkoleun (penyakit atau sakit akibat banyak makan jengkol). Contoh lain : cacingeun, lolongkotokeun, rorombeheun, taktak korangeun, bongkok meongeun, keongeun, peupeuteuyeun, hileudeun, leuncangeun, tinggar kalongeun, jantungeun,
Kata ulang dwipurwa lain lagi ceritanya. Banyak makanan khas Sunda namanya dimulai oleh kata ulang dwipurwa. Contohnya : gegetuk, dodongkal, papais, gegetas, bibika, bebeye, bobotok, cocobek, dan banyak lagi.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.,
BalasHapusPelestarian bahasa sunda perlu terus dilakukan agar tetap lestari. Saat ini bahasa dan budaya sunda hanya menjadi bagian kecil dalam kehidupan masyarakat sunda dan sebagai tontonan dalam kegiatan-kegiatan seremoni atau atraksi wisata.
Wassalam,
Agus Zaenal M